CHAPTER 22: THE RHETORIC
Source : A First Look at Communication Theory (By : Em Griffin) Aristoteles adalah murid Plato di zaman keemasan peradaban Yunani, empat abad sebelum kelahiran Kristus. Sikap skeptisnya dicerminkan dengan cara negatif orang-orang menggunakan istilah retorika belaka untuk memberi label pidato tentang pengacara-pengacara rumit, politisi-politisi bermulut bersih, pengkhotbah yang memukau, dan para penjual yang berbicara cepat. Aristoteles melihat bahwa rhetoric sebagai alat, adalah cara alami agar para orator dapat meraih kemuliaan dan kemenangan meski dengan sedikit kecurangan. Pelatihan Sophist tentang rhetorika memang sangat praktis, tetapi tidak disusun secara telitik sebaliknya, Aristotle mengangkat rhetoric sebagai ilmu dengan mengeksplorasi secara sistematis efek speaker, the speech, dan the audience. RHETORIC: MAKING PERSUASION PROBABLE Aristoteles melihat fungsi retorika sebagai penemuan dalam setiap kasus “sarana persuasif yang tersedia.”. ada 3 klasifikasi sit