Posts

Showing posts from May, 2018

CHAPTER 22: THE RHETORIC

Source : A First Look at Communication Theory (By : Em Griffin) Aristoteles adalah murid Plato di zaman keemasan peradaban Yunani, empat abad sebelum kelahiran Kristus. Sikap skeptisnya dicerminkan dengan cara negatif orang-orang menggunakan istilah retorika belaka untuk memberi label pidato tentang pengacara-pengacara rumit, politisi-politisi bermulut bersih, pengkhotbah yang memukau, dan para penjual yang berbicara cepat. Aristoteles melihat bahwa rhetoric sebagai alat, adalah cara alami agar para orator dapat meraih kemuliaan dan kemenangan meski dengan sedikit kecurangan. Pelatihan Sophist tentang rhetorika memang sangat praktis, tetapi tidak disusun secara telitik sebaliknya, Aristotle mengangkat rhetoric sebagai ilmu dengan mengeksplorasi secara sistematis efek speaker, the speech, dan the audience. RHETORIC: MAKING PERSUASION PROBABLE Aristoteles melihat fungsi retorika sebagai penemuan dalam setiap kasus “sarana persuasif yang tersedia.”. ada 3 klasifikasi sit

TEORI ANTAR BUDAYA (A First Look at Communication Theory Ch. 31,32,33)

COMMUNICATION ACCOMODATION THEORY FACE NEGOTIATION THEORY SPEECH CODES THEORY Howard Giles Stella Ting-Toomey Gerry Philipsen STRATEGIES Convergence Upaya menyamakan / menyesuaikan diri dengan budaya yang berbeda. Divergence Menolak untuk berubah / menekankan perbedaan antara kita dengan orang lain. CULTURE Collectivistic “ours / you” Lebih mengutamakan kelompok, Menghindari konflik Individualistic “Me” Mengutamakan pribadi, tak segan bersaing untuk memperebutkan posisi , to the point Speech Codes Sistem istilah, makna, tempat, dan aturan yang secara historis diberlakukan secara sosial yang berkaitan dengan perilaku komunikatif. Ethnography mengamati, mendengar, dan merekam perilaku komunikatif dalam pengaturan alaminya untuk memahami makna konsep budaya. DIFFERENT MOTIVATION Desire for approval ( personal identity ) → Convergenc