TEORI ANTAR BUDAYA (A First Look at Communication Theory Ch. 31,32,33)
COMMUNICATION ACCOMODATION THEORY
|
FACE NEGOTIATION THEORY
|
SPEECH CODES THEORY
|
Howard Giles
|
Stella Ting-Toomey
|
Gerry Philipsen
|
STRATEGIES
Convergence
Upaya menyamakan / menyesuaikan diri dengan budaya yang berbeda.
Divergence
Menolak untuk berubah / menekankan perbedaan antara kita dengan orang
lain.
|
CULTURE
Collectivistic
“ours / you”
Lebih mengutamakan kelompok,
Menghindari konflik
Individualistic
“Me”
Mengutamakan
pribadi, tak segan bersaing untuk memperebutkan posisi, to the point
|
Speech Codes
Sistem istilah, makna, tempat, dan aturan yang secara historis
diberlakukan secara sosial yang berkaitan dengan perilaku komunikatif.
Ethnography
mengamati, mendengar, dan merekam perilaku komunikatif dalam
pengaturan alaminya untuk memahami makna konsep budaya.
|
DIFFERENT MOTIVATION
Desire
for approval (personal identity) →
Convergence → Positive response
Need
for distinctiveness (social identity)
→ Divergence → Negative response
|
DIFFERENT
1. Self : Diri
2. Goals : Tujuan Hidup
3. Duty : Kewajiban
|
Proposition 1 : Di mana pun ada budaya yang khas, harus ditemukan
kode pidato yang khas.
THE DISTINCTIVENESS
|
INITIAL ORIENTATION
predisposisi seseorang untuk berfokus pada identitas individu atau
identitas kelompok.
-
Budaya
-
Norma – Norma
-
Sejarah
-
Solidaritas
Yang Tinggi
-
Stereotype
|
SELF-CONSTRUAL
Self-Image : Citra diri.
orang menganggap diri mereka sebagai relatif otonom terhubung dengan
orang lain
|
Proposition 2 : Dalam komunitas pidato tertentu, beberapa kode ucapan
dikerahkan.
THE MULTIPLICITY
|
ATTRIBUTION THEORY
Proses mengelola persepsi untuk menemukan nilai / maksud orang yang
berkomunikasi dengan kita.
|
FACES OF FACE
1. Face Concern :
Anggap
wajah sendiri, wajah lain, atau wajah timbal balik.
2. Face Restoration
:
(Individualistic)
Melakukan segala cara untuk mempertahankan diri
3. Face Giving :
(Collectivistic)
membela dan mendukung kebutuhan orang lain untuk
inklusi.
|
Proposition 3 : Kode pidato melibatkan psikologi, sosiologi, dan
retorika budaya yang khas.
THE SUBSTANCE
1. Rhetoric : Daya tarik persuasif.
2. Honor : Kode yang memberikan nilai kepada individu berdasarkan kepatuhan terhadap nilai-nilai komunitas.
3. Dignity : Nilai seorang individu memiliki berdasarkan menjadi
manusia.
|
|
CONFLICT MANAGEMENT
1.
Avoiding
2.
Obliging
3.
Compromising
4.
Integrating
5.
Third Party
Help
6.
Dominating
7.
Emotional
Expression
8.
Passive Aggressive
|
Proposition 4: Signifikansi berbicara tergantung pada kode pidato yang
digunakan oleh pembicara dan pendengar untuk membuat dan menafsirkan
komunikasinya.
THE INTERPRETATION
|
|
COMPLICATION FACTOR
1. Power Distance
: Adanya
pembagian kelas
2. Perceived
Threats :
-
budaya
individualistik biasanya berubah agresif
-
kolektivis
biasanya memilih penghindaran
|
Proposition 5: Istilah-istilah, aturan-aturan, dan premis-premis dari
suatu kode pidato terikat secara tak terlepaskan ke dalam berbicara itu
sendiri
THE SITE.
Totemizing ritual :
kinerja yang cermat dari urutan tindakan terstruktur yang memberi
penghormatan kepada benda suci.
|
|
COMPETENT INTERCULTURAL FACEWORK
1. Knowledge : Menambah pengetahuan
2. Mindfulness : Mengakui bahwa hal-hal tidak selalu seperti yang terlihat, dan karena
itu mencari berbagai perspektif dalam situasi konflik.
3. Interaction Skill
: Mudah beradaptasi
|
Proposition 6: Penggunaan kode ucapan bersama yang berseni adalah
kondisi yang cukup untuk memprediksi, menjelaskan, dan mengendalikan wacana
tentang kejelasan, kehati-hatian, dan moralitas perilaku komunikasi.
THE FORCE
|
|
|
PERFORMANCE ETHNOGRAPHY
metodologi penelitian yang berkomitmen untuk kinerja baik sebagai
subjek dan metode penelitian, untuk pekerjaan peneliti sebagai kinerja, dan
laporan kerja lapangan yang dapat ditindaklanjuti.
|
Comments
Post a Comment