La La Land


Sinopsis
Mia (Emma Stone) adalah seorang calon aktris yang sudah gagal berkali-kali dalam audisi. Demi membiayai hidupnya, Mia rela bekerja sebagai barista. Mia bertemu dengan Sebastian (Ryan Gosling), seorang pianis jazz yang bercita-cita ingin membuka klub jazznya sendiri. Bertolak belakang dengan Mia, Sebastian sangat idealis. Ia terlalu terpaku pada cita-citanya sehingga sulit mendapatkan pekerjaan tetap. Sayang, sejak bergabung dalam band jazz modern milik Keith (John Legend), perbedaan idealisme menyebabkan Sebastian dan Mia cekcok.


Analisis dengan Narrative Rationality
Narrative Coheren
Koherensi adalah seberapa besar cerita bias meyakinkan pendengarnya. narator tidak meninggalkan detail penting, memfitnah fakta, atau mengabaikan interpretasi yang masuk akal lainnya.
Contoh :
Dalam film ini, diceritakan 2 orang yang memiliki ambisi yang besar dalam menggapai cita – citanya. Hal ini membuat khalayak penasaran bagaimana 2 orang yang memiliki sifat yang sama bias bersatu. Karakter Sebastian sangat konsisten, dimana dirinya sangat idealis dan terpaku pada cita – citanya. Begitu pula dengan Mia yang sangat ambisi untuk menggapai cita – citanya. Awalnya mereka berdua bersahabat dan saling mendukung satu sama lain untuk menggapai cita – citanya, tapi saat mereka sudah berpacaran banyak permasalahan yang terjadi, semua itu terjadi hanya karena sebuah mimpi yang pada akhirnya memisahkan mereka.

Narrative Fidelity
Nilai Fidelity adalah kesesuaian antara nilai-nilai yang tertanam dalam pesan dan apa yang dianggap pendengar sebagai benar dan manusiawi; cerita itu menyentuh nada yang responsif. Dia percaya sebuah cerita memiliki ketaatan ketika itu memberikan alasan yang baik untuk memandu tindakan masa depan kita.
Contoh :
Terlihat dalam film ini bahwa mereka membutuhkan satu sama lain untuk menjadi pendorong atau pendukung dalam proses menggapai cita – citanya. Tapi mereka sendiri lah yang akhirnya berpisah karena ambisi mereka yang besar. Hal ini banyak terjadi di dunia nyata, dimana banyak orang yang tidak pernah menyerah dalam menggapai cita – citanya, walaupun terkadang ada hal yang dikorbankan.

Comments

Popular posts from this blog

CHAPTER 20 : The Cultural Approach (Pendekatan Antar Budaya)

FUNCTIONAL PERSPECTIVE ON GROUP DECISION MAKING

CONTOH KASUS PERUSAHAAN (CHAPTER 21: CRITICAL THEORY OF COMMUNICATION IN ORGANIZATIONS)